Hari ini 20 April 2018 aku kembali masuknke ruang operasj yang dingin itu. Hari Senin lalu, dokter kandunganku mengatakan bahwa aku harus segera malajukan operasi ikat mulut rahim (sherocard), lagi.. iya lagi.. krn tahun lalu akupun melalui rangkaian prosedur yang sama. Hari itu juga aku diminta utk melakukan cek darah agar besok bisa bertemu dgn dokter penyakit dalam dan mengatur jadwal operasi. "Harus segera" aku ingat dokter itu mengatakan.
Memang dihasil usg terlihat rahimku sudah mulai sempit dan kecil, hasil usg nya berbeda dgn hasil 2 minggu lalu. Dokter khawatir bila ditunda lagi, usia kandunganku semakin besar dan tidak dapat dilakukan tindakan pengikatan lagi. Diperkirajan
Hari Selasa, aku kembali ke RS utk mengambil hasil Lab darah dan melakukan EKG (rekam jantung). Setelah semua hasilnya keluar, dokter internist yang ternyata belum pulang hny karena menunggu ku akhirnya memeriksa dan menanyakan beberapa hal terkait persiapan pelaksanaan operasi. Pemeriksaan selesai, hasilnya Alhamdulillah kondisi ku cukup baik utk operasi.
Saatnya pengaturan jadwal operasi. Singkat cerita tindakan dilakukan pada Junat 20 April 2018. Hari ini. Alhamdulillah tindakan sudah selesai dilaksanakan tadi pagi, dimulai sekitar pkl 7 pagi dan selesai kurang lebih dalam 30 menit. Sebelum tindakan, aku diminta utk puasa dari pkl 9 malam. Puasa total, termasuk tidak minum air putih. Lapaaar...
Pagi ini, pkl 3.30 para perawat sudah mulai berdatangan utk mempersiapkan turun ke kamar persiapan operasi. Rencananya mau pasang infus di kamar rawat, tapi setelah berusaha sekitar 15 menit, akhirnya oara suster emmyerah dan memilih utk menyerahkan pemasangan infus saya di ruang persiapan operasi. Penggantian baju operasi sudah dilakukan, kemudian aku turun ke lantai 2 menggunakan kursi roda.
Ternyata usaha memasang jarum infus ditanganku itu tidak semudah perkiraannnya. Total 4x tusuk jarum, yang berakhir ditusuk pada tangan kanan. Alhamdulillah akhirnyaa..
Rencana operasi yang dijadwalkan pkl 5.00 pagi akhirnya harus diundur karena ada pasien lain yang harus ditangani segera.
Sekitar pkl 6.30 saya mulai disiapkan diruang operasi. Dipintu depan ruangan, tertulis OK2, entah apa artinya. Ruangan itu dingin, sangat dingin. Setelah diminta tiduran di kasur yang diatasnya ada lampu operasi yang ukurannya besar, alat oengukur tensi otomatis dipasang di lengan atas sebelah kiri. Terasa alat tersebut otomatis mengukur tensi tiap beberapa menit sekali, dan hasilnya langsung terlihat dilayar monitor sebelah kanan. Alhamdulillah tensinya normal.
Sambil menunggu tindakan anestesi, susterpun meminta saya agar agak maju ke depan agar kakinya bisa terpasang di sanggahan kaki. Kemudian saya jg masih ingat saat kaki saya mulai dibungkus agar tidak dingin katanya. Sebenarnya si perawat ada yang bilang agar tidak dingin, ada yang bilang agar steril. Yah apapun itu ikuti saja.
Sebenarnya suntikan anestesi sudah siap dari sejak alat tensi terpasang, namun sang dokter anestesi menunggu dokter kandunganku tiba agar tindakan anestesi dapat dilakukan persis sebelum tindakan operasi dilakukan "biar obat biusnya ngga make banyak" begitu kata dokternya saat itu.
Tak lama terlihat wajah dokter kandunganku yang sedang nempersiapkan diri, dan disusul dokter anestesi yang mulai menyuntikkan cairan berwarna putih susu melalui jarum infus. Tidak lama, mungkin hanya sekian detik kepalaku mulai melayang. Aku hanya ingat memulai membaca alfatihah dalam hati dan sudah tidak sadar sebelum surat tersebut selesai.
Terbangun saat sudah berada diruang pemulihan. Pukul 7.30 saat itu aku lihat jam dinding dikamar. Suster sempat mengatakan bahwa ternyata ada polip dan sudah diambil sekalian oleh dokter saat tindakan tadi. Aku hanya meng-iyakan dan kemudian istirahat kembali.
Pukul 9.15 saya dipersiapkan utk kembali ke kamar perawatan. Dengan kateter yang masih terpasang dan baru bisa dilepas besok pagi, dan masih dalam keadaan bedrest hingga saat ini.