Dear Readers...

Dear Readers...
Sebelumnya makasih banyak-banyak buat semua yang udah sempetin mampir ke blog ini,, sebenernya entah apakah blog ini bisa berguna atau ngga buat teman-teman semua atau ngga,, soalnya yang saya tulis disini cuma sekedar apa-apa yang saya pikirin dan rasain,, :) Blog ini pun sebenarnya kelanjutan dari blog saya sebelumnya yang ini -- click >>> blog.

selamat membaca.. semoga berguna yaa,, ^_^ dan terima kasih..

Senin, 23 Februari 2015

Ternyata Pernikahan Bahagia Lebih Bersumber dari Suami (artikel)

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang istri yang menyenangkan dan kesehatannya bagus, tidak berperan besar dalam keharmonisan rumah tangga. Kondisi suami lebih berperan dalam hal keharmonisan atau konflik rumah tangga.

Seorang suami yang tidak sering mengeluh dan punya kesehatan bagus cenderung menghasilkan kebersamaan berusia panjang, demikian penemuan sebuah studi yang Maret ini dimuat Journal of Marriage and Family.

Penelitian itu, dikutip dari www.parentsindonesia.com, menganalisis 953 pasangan, yang menikah dan yang hidup bersama, berusia 63-90 tahun. Peserta penelitian ini sedikitnya telah hidup bersama selama 39 tahun. Para peneliti menganalisis informasi seputar kesehatan pasangan dan karakteristik lain, seperti sikap positif, caranya bersosialisasi, dan tingkat pengendalian diri.

Peneliti juga memertimbangkan seberapa banyak pasangan mengkritik satu sama lain, banyak menuntut, dan menyinggung yang lain. "Jika kesehatan sang suami tidak baik, pasangannya lebih cenderung melaporkan adanya konflik yang tinggi," kata James Iveniuk, kepala peneliti dan kandidat doktor di University of Chicago.

Jika suami sakit, sang istrilah yang biasanya diminta untuk merawat. Kondisi kesehatan dan sikap suami sering berdampak langsung kepada istri. Sebaliknya, jika istri yang sakit, suami mungkin meminta keluarga yang merawatnya.

Begitu juga soal sikap positif. Sikap positif seorang istri tidak berpengaruh terhadap jumlah konflik seperti halnya sikap positif seorang suami. Jika seorang suami mudah stres dan bersikap negatif, sang istri cenderung menjadi lebih banyak mengeluhkan pernikahannya.

 
--


Sabtu, 14 Februari 2015

Apakah Menikah sama dengan Pacaran? (Renungan)

- Apakah menikah sama dengan pacaran? -


Keyword: "Is Marriage Like Dating? - Nouman Ali Khan"


Ketika ditanya tentang konsep pernikahan, mungkin yang kita bayangkan adalah segala hal yang indah. Cobaan yang sebelumnya ada akan hilang, kehidupan bahagia, indahnya membaca Quran berdua bersama pasangan, dunia serasa milik berdua. Begitu bukan?


Konsepsi kita tentang pernikahan sudah banyak dicemari oleh pemikiran modern, dimana yang ada hanyalah kesenangan. Jika kesulitan melanda, kita tinggal pergi begitu saja. Itu sebenarnya adalah konsep dari pacaran.


Bukankah menikah itu hal yang jauh lebih besar dibanding sekadar pacaran?


Akan ada hambatan, kesulitan, kita harus memahami kebiasaan pasangan, memahami keluarga pasangan, dsb. Biasanya ini terjadi setelah menikah selama beberapa tahun, karena yang terpikir di awal pernikahan adalah, "Aku sayang dia, apapun yang dia lakukan dapat kuterima...". Namun setelah beberapa waktu, masalah kecilpun dapat menjadi besar. Hal ini tidak terjadi dalam pacaran, karena biasanya ketika kita bosan dengan seorang pacar, tinggal diputuskan lalu cari yang baru.


Menikah tidak sama dengan pacaran, menikah adalah sebuah komitmen yang sangat serius, bahkan Alquran menggunakan terminologi yang sangat kuat untuk hal ini;


وَالْمُحْصَنٰتُ, مُحْصِنِينَ


Kata "Ihssan" dalam bahasa Arab digunakan sebagai istilah untuk menempatkan seseorang di dalam benteng. Konsepnya adalah kondisi di luar benteng berbahaya, maka ada seseorang yang harus ditempatkan di dalam benteng. Siapa orang tersebut? Ialah sang istri. Siapa bentengnya? Tentu sang suami. Kondisi bahaya apa yang dimaksud? Segalanya. Mulai dari kesedihan, kesulitan, pendidikan, dan lainnya.


Jadi, ketika menikahi seseorang dengan alasan yang salah, hanya untuk memuaskan nafsu hormonal, maka kehidupan kedepan akan sulit dan menyedihkan. Namun ketika pernikahan diniatkan untuk menjalankan sunnah Allah, membentuk keluarga rabbani untuk menebar kebaikan di masyarakat, Insya Allah, Allah akan membantu.


Prinsip pernikahan yang harus digarisbawahi adalah;

"Pikirkan tanggung jawab yang kamu emban, lupakan hak yang harusnya kamu terima."


Mungkin terlihat sangat keras, namun hal tersebut harus dicoba. Untuk suami misalnya, pikirkan apa yang sedang dibutuhkan sang istri? apa yang dapat dilakukan? kado apa yang cocok untuknya? Ketika sang istri berbuat salah, cepat lupakan dan maafkan, dsb.


Karena seharusnya kita tahu, ketika berekspektasi banyak kepada sesama manusia, termasuk kepada pasangan, kita mungkin akan kecewa. Ketika kita terus menuntut kepada pasangan agar berlaku lemah lembut, selalu menemani, selalu tersenyum, dsb, hal tersebut tidak akan berakhir dan akan berujung pada kekecewaan.


Kepada siapa orang beriman harusnya berharap? Tidak lain hanyalah kepada Allah, bukan kepada manusia. Manusia adalah makhluk yang lemah, tidak akan mampu memenuhi semua ekspektasi terhadap dirinya.


Ketika kita sudah terbiasa dengan prinsip di atas, lalu pasangan kita melakukan sesuatu yang kecil untuk kita, apa yang terjadi? Kita akan sangat bersyukur, bertambah rasa kasih sayangnya, bersyukur menjadi pasangannya... Karena sebenarnya kita tidak mengharap apapun darinya :)


Barakallahu lii wa lakum...



*tulisan diatas didapat dari Group Bridesister..*

^_^

Thank you for sharing many good things girls..

.:amaawe:.

Sent from Yahoo Mail on Android

Selasa, 10 Februari 2015

Hasil Pernikahan - Vendor: Diamond Wedding Service

Vendor:
Diamond Wedding Service (DWS)

PIC:
Marketing: Ibu Nita (orangnya helpful, baik, kayak Ibu sendiri)
Kebaya Pengantin: Mba Leni (baik banget,, menyemangati saya utk cepet kuruusss)
Kebaya Keluarga/Among dll: Mba Ade (orangnya enak diajak kordinasi dan informatif)
Capt. Catering: Pak Nyong (orangnya humble, ramah, baik, helpful dlm hal pengaturan makanan, dan tegas)
Dekorasi: Mba Dewi (orangnya baik, semua yg kita mau, selama dibicarain diusahain utk diakomodir, ngga maksain kehendaknya, bs diajak kompromi masalah dekor yg bagus, taste nya juga bagus)
Make Up: Mas Deny (ngga usah ditanya yaa predikatnya,, Mas Deny itu make up no. 1 nya Diamond, hasil make upnya ams Deny baguuuss smua,, :D)

Beberapa foto hasil nikahan akan saya update di lain waktu ya,,




Contact Person DIAMOND WEDDING SERVICE dan PERMATA CATERING

Sehubungan dengan banyaknya yang menanyakan Vendor Catering Pernikahan Permata Catering dan Diamond Wedding Service, Berikut saya coba tulis detail contact kedua vendor tsb yaaaa


Detail Contact:
1. Diamond Wedding Service (Akhirnya saya pakai Vendor ini)
CP:
Marketing: Ibu Nita
PIN BB: 7DDAD1F9
No. Tlp: 0818147537

Sanggar Kebaya: Mba Leni
No. Tlp: 02196646313

menurut saya overall menggunakan vendor ini okee semua,, pelayanannya memuaskan banget,, harganya sesuai dgn yang kita harapkan,, di lain kesempatan aku akan coba share hasil dekorasi pernikahan aku yaa,, ^_^

Referensi Dekorasi

2. PERMATA CATERING:
CP: Mba Helda (maaf contactnya sudah hilang)
Email: permata.catering@yahoo.com

--
Salam,
.:amaawe:.
rakhmah_sarinovita@yahoo.co.id

Senin, 09 Februari 2015

Kisah panjang sebuah koin (kisah inspiratif)

Copy dari grup whatsapp sebelah..
Cerita inspiratif

Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk & menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok."

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. "Sebaiknya koin in dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar.

Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 dollar untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu & menawarnya 200 dollar. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya,

"Apa yang terjadi?

Engkau baik-baik saja kan?

Apa yang diambil perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang & pergi kita tidak membawa apa-apa.

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.

Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?

Tidak ada, karena bahkan napas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah.

Saat kehilangan sesuatu kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa jadi "kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan  Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke"aku"an. Ke"aku"an lah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, anakku. Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak ajak apa-apa dan siapa-siapa.

Pada waktunya "let it go", siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak menggenggam erat maka dia akan bahagia .

Semoga bermanfaat.



Sent from Yahoo Mail on Android