Dear Readers...

Dear Readers...
Sebelumnya makasih banyak-banyak buat semua yang udah sempetin mampir ke blog ini,, sebenernya entah apakah blog ini bisa berguna atau ngga buat teman-teman semua atau ngga,, soalnya yang saya tulis disini cuma sekedar apa-apa yang saya pikirin dan rasain,, :) Blog ini pun sebenarnya kelanjutan dari blog saya sebelumnya yang ini -- click >>> blog.

selamat membaca.. semoga berguna yaa,, ^_^ dan terima kasih..

Jumat, 09 November 2018

Rasa itu

Saat itu aku mulai merasakan kembali perasaan yg sama seperti beberapa tahun lalu.. seperti Maret 2015 lalu.. saat aku mulai merasa tidak sehat krn badanku yang daya tahan tubuhnya mulai menurun. Berbekal pengalaman sebelumnya, akhirnya segera aku membeli testpack dan kembali mengecek. Dengan sedikit berharap, karena tentu saja sekian tahun aku berharap garis di testpack itu menunjukkan 2 garis, namun selalu hanya 1 garis yang muncul, kali itupun aku tidak berharap terlalu banyak. Bismillah..

Hasilnya positif.. Alhamdulillah hasilnya positif. Aku ingat saat itu sudah dini hari menjelang subuh. Sangking khawatirnya aku benar2 mengikuti petunjuk agar menggunakannya di pagi hari. Sampai akhirnya hasil menunjukkan 2 garis, segera aku bangunkan suamiku dan bersyukur pd Allah krn sudah memberikan amanahNya kepada kami. Saat itu respon suamiku yang terbangun hanya bilang

"Alhamdulillah.. beneran? Salah liat ngga?"
Dengan segenap cara setelah aku meyakinkan, jawabnya
"Hoo ya udh.. Alhamdulillah.. nanti kedokter.."
Dan dia tidur lagi...

Hahahaa.. aku ingat betul moment itu. Mungkin krn masih menjelang subuh, dia juga setengah2 sadar kali, pikirku saat itu.

Degdegan rasanya, luar biasa.. senang, bersyukur, degdegan, khawatir, takut, semua campur aduk. Satu sisi aku bahagia, ingin mengabari semua org yang kukenal rasanya. Tapi kembali aku ingat kejadian di tahun 2015 lalu membuatku urung melakukan itu. Rasa takutku kembali muncul, aku khawatir ini akan berakhir sama seperti tahun 2015 lalu. Sepanjang malam aku berdoa pada Allah agar aku dan calon bayiku, juga suamiku dan seluruh keluargaku diberikan kesehatan, keberkahan oleh Allah. Aku pasrahkan semua hal hanya kepadaNya.

Berbekal hasil testpack, pagi harinya aku ijin pulang lebih awal dari kantor dan kedokter kandungan. Dokter kandunganku merupakan dokter yang cukup senior di RS Budhi Jaya, Saharjo, Tebet, beliau yang kemarin melakukan kuret. Beliau baik, sangat baik. Kebetulan aku dan beliau memang sudah saling mengenal dalam urusan pekerjaan, krn itulah aku lebih merasa yakin utk memeriksakan kandunganku ke beliau dan tidak mau lagi pindah2 dokter. Kecuali utk pemeriksaan biasa atau second opinion yg akhirnya aku lakukan saat akhir2 kehamilan.

Alhamdulillah kandunganku sehat, berkembang dengan baik hingga usia 9 minggu lewat. Bersyukur pd Allah krn fase yang membuatku trauma sudah terlewati. Kami mulai memberi kabar baik kepada orang2 terdekat, kepada teman2 kantor, rekan2 sejawat dan smua hal yang bs kami lakukan.

Hingga kami mendapat kabar bahwa sepertinya kandunganku harus diikat.
"Apalagi ini??"
Pikirku saat itu. Dokter hanya menyarankan agar aku melakukan usg 3d utk melihat lebih jelas kondisi rahim dan mulut rahimku. Aku yang awam hanya bisa mengikuti sarannya dan melakukan semua hal yang dianggap terbaik utk mempertahankan dan menyelmatkan kandunganku.
Istilah ikat mulut rahim itupun baru aku ketahui dari sang dokter, beliau mengatakan bahwa kemungkinan rahimku harus diikat utk mencegah kelahiran prematur. Tapi itu semua br bs diputuskan setelah ada hasil dari dokter usg 3d.

Sore itu juga kami langsung kontrol ke dokter usg 3d, dan ternyata setelah melalui pemeriksaan yg lebih detail rahimku ternyata pendek. Aku agak lupa ukuran pastinya, namun ia menyampaikan pendeknya rahim ini membuat jalan lahir menjadi semakin tertekan dan khawatir jalan lahir akan semakin terbuka saat bayi didalam kandungan semakin besar. Ditambah lagi, ternyata mulut rahimku agak terbuka. Beliau mengatakan normalnya mulut rahim itu memang terbuka, namun hanya 0,2cm atau 2mm. Namun dalam kondisiku mulut rahim terbuka 0,8cm (8mm) dan kondisi ini yang dikhawatirkan akan menbuat lahir prematur saat bayi semakin besar. Beliau mengatakan, sebenarnya bs saja tidak diikat namun aku bs diminta utk bedrest selama 9 bulan.

Akhirnya setelah mendapat penjelasan dari dokter usg, kami kembali kepada dokter kandungan kami. Beliau mengatakan memang ternyata kandunganku hrs diikat, ditambah kondisinya aku merupakan ibu pekerja, lain halnya bila aku merupakan IRT yang hanya bekerja dirumah.

Akhirnya keputusa. Mengikat mulut rahim pun kami ambil, segala rangkaian pemeriksaan sebelum tindakan aku ikuti, cek darah, ekg dan lain sebagainya..

Bismillah..


Bersambung......

April 19, pkl 8.02 am